Langsung ke konten utama

ADAT AMBALAN CAKRASA

ADAT AMBALAN

CAKRABUANA – RARA SANTANG

GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 03-177/03-178

PANGKALAN SMK BINA MANDIRI BEKASI

 

 

PEMBUKAAN

 

       Kepramukaan di SMK Bina Mandiri Bekasi adalah proses pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kepramukaan diracik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat (long life education) menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya.

       Gerakan Pramuka “Cakrabuana - Rara Santang” Gugus Depan 03-177/03-178  Berpangkalan di SMK Bina Mandiri Bekasi bertujuan untuk memberi pembinaan dalam rangka pengembangan jiwa kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan sebagai upaya pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan Negara.

       Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan, sehingga diharapkan pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.

       Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan kehidupan Ambalan Penegak “Cakrabuana - Rara Santang” Gugus Depan 03-177/03-178  Berpangkalan di SMK Bina Mandiri Bekasi. Oleh karena itu, Adat Ambalan disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Ambalan.

 

 

BAB I

PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI

 

Pasal 1

Pengertian

 

Ayat 1

Adat Ambalan Cakrabuana - Rara Santang adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan  SMK Bina Mandiri Bekasi, selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.

 

Ayat 2

Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.

 

 

Pasal 2

Maksud

 

Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan.

 

Pasal 3

Tujuan

 

Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMK Bina Mandiri Bekasi.

 

Pasal 4

Fungsi

 

Ayat 1

Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Cakrabuana - Rara Santang

 

Ayat 2

Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan Cakrabuana - Rara Santang dengan dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.

 

Ayat 3

Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat kekeluargaan.

 

Ayat 4

Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang baik dalam Ambalan.

 

 

 

BAB II

KELENGKAPAN ADAT

 

Pasal 5

Nama

 

Ayat 1

Nama Ambalan Putra adalah Ambalan CAKRABUANA.

 

Ayat 2

Nama Ambalan Putri adalah Ambalan RARA SANTANG.

 

 

Pasal 6

Lambang/Logo Ambalan

 

Ayat 1

Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan Penegak yang berpangkalan di SMK Bina Mandiri Bekasi.

 

Ayat 2

Lambang Ambalan Cakrabuana adalah yang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.

 

Ayat 3

Lambang Ambalan Rarasantang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.

 

Ayat 4

Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan (hasil presidium).

 

 

Pasal 7

Panji Ambalan

 

Ayat 1

Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar kuning emas berumbai merah dengan simbol Lambang/Logo Ambalan (satuan Putra/Putri) dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.

 

Ayat 2

Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji Ambalan adalah 3 : 2

 

Ayat 3

Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara kegiatan kepramukaan.

 

Ayat 4

Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan sikap duduk ksatria.

 

Pasal 8

Pusaka Ambalan

 

Ayat 1

Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.

 

 

 

Ayat 2

Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak untuk membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan di dalam Ambalan dan kegiatan pramuka lain.

 

Ayat 3

Pusaka Ambalan berupa Busur dan Anak Panah dan disimpan di tempat khusus yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.

 

 

Pasal 9

Sandi Ambalan

 

Ayat 1

Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.

 

Ayat 2

Nama sandi Ambalan SMK Bina Mandiri Bekasi adalah

 “SANDI AMBALAN CAKRABUANA - RARA SANTANG”.

 

Ayat 3

Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah saat Anggota Ambalan berselisih.

 

Ayat 4

Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan/penjelasan butir-butir Sandi Ambalan.

 

Ayat 5

Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang dilakukan oleh Ambalan.

 

Ayat 6

Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.

 

 

Pasal 10

Amsal Ambalan

 

Ayat 1

Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.

 

Ayat 2

Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.

 

Ayat 3

Kalimat Amsal Ambalan berbunyi

“AWALI DENGAN NIAT DAN AKHIRI DENGAN IKHLAS”

dan “PEMUDA/PEMUDI SETIA, DISIPLIN BERTANGGUNG JAWAB”

“AKHLAK DAN PENGETAHUAN BAGAI BUSUR DAN PANAH UNTUK MENGGAPAI CITA”.

 

Ayat 4

Amsal Ambalan SMK Bina Mandiri adalah Sayaka Diraya Bramantya.

 

Pasal 11

Tanda Jabatan

 

Ayat 1

Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

 

Ayat 2

Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal Ambalan Gugus Depan dan tidak digunakan dalam kegiatan keluar Gugus Depan. Apabila di luar Ambalan, menggunakan talikur Penegak umum (kuning polos biasa).

 

Ayat 3

Talikur Jabatan Adat digunakan oleh  Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan: Pradana, Wakil Pradana, Kerani, dan Juru Uang, dan Pemangku Adat.

 

Butir (1)

Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan

1.       Pradana  Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-merah yang disertai mangkok Ambalan.

2.       Wakil Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna putih-kuning-putih yang disertai mangkok Ambalan.

3.       Sekretaris dan Bendahara Putra/Putri, menggunakan talikur jabatan adat berwarna biru-kuning-biru yang disertai mangkok Ambalan.

 

Butir (2)

Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat

Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna hitam-kuning-hitam yang disertai mangkok Ambalan.

 

Ayat 4

Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota Sangga di sebelah kiri, Ketua dan Wakil Ketua di sebelah kanan.

 

 

Pasal 12

Pakaian

 

Ayat 1

Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari:

1.       Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas.

2.       Pakaian Lapangan  Lengkap sesuai Adat Ambalan.

3.       Jaket Almamater Ambalan sesuai Adat Ambalan.

 

Ayat 2

Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan  Kwarnas, digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.

 

Ayat 3

Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Slayer Ambalan, serta jaket almamater digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.

 

Ayat 4

1.       Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.

2.       Slayer ungu list kuning digunakan oleh anggota; slayer ungu list biru di gunakan oleh purna Ambalan;

3.       slayer ungu list cokelat dan putih digunakan oleh Pembina;

Ayat 5

Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan tertentu.

 

 

Pasal 13

Atribut

 

Ayat 1

Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.

 

Ayat 2

Butir (1)

a.       Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan. Apabila di dalam Ambalan dapat menggunakan talikur jabatan adat.

b.       Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju sebelah kiri.

c.       Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar putih dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi dan badge daerah

d.       Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri atas dengan tulisan hitam, warna dasar cokelat, dan list hitam.

 

Butir (2)

Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.

 

Ayat 3

Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.

 

 

BAB III

KEANGGOTAAN

 

Pasal 14

Warga Ambalan

 

Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Tamu Penegak.

 

Pasal 15

Tamu Ambalan

 

Ayat 1

Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMK Bina Mandiri Bekasi yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Cakrabuana - Rara Santang dan atau berkunjung secara resmi ke Ambalan Cakrabuana - Rara Santang

 

Ayat 2

Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMK Bina Mandiri Bekasi yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.

 

 

Pasal 16

Calon Anggota

 

Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan Cakrabuana - Rara Santang dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di Gugus Depan SMK Bina Mandiri Bekasi.

 

 

Pasal 17

Anggota Ambalan

 

Ayat 1

Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak dan/atau masih menjadi Siswa.

 

Ayat 2

Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :

a.       Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.

b.       Mengikuti LADIKSAR (Latihan Pendidikan Dasar).

c.       Memenuhi SKU golongan Penegak.

d.       Mengikuti Prosesi Anggota.

e.       Sudah dilantik menjadi Penegak.

 

Ayat 3

Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak dan/atau lulus dari SMA maka disebut Purna Ambalan.

 

 

BAB IV

KEPENGURUSAN

 

Pasal 18

Dewan Ambalan

 

Ayat 1

Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.

 

Ayat 2

Persyaratan Dewan Ambalan :

a.       Terdaftar sebagai siswa aktif di SMK Bina Mandiri Bekasi

b.       Ambalan yang aktif.

c.       Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

d.       Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

e.       Khusus Pradana telah mengikuti DIANPINSA Gugus Depan.

f.        Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMK Bina Mandiri Bekasi.

g.       Menyatakan kesediaan secara lisan.

h.       Terpilih saat sidang ambalan.

 

Pasal 19

Pemangku Adat

 

Ayat 1

Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan kelangsungan Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan (Pradana) yang menyangkut aturan Adat Ambalan.

 

Ayat 2

Persyaratan Pemangku Adat:

a.       Terdaftar sebagai Siswa aktif SMK Bina Mandiri Bekasi.

b.       Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

c.       Anggota Ambalan yang aktif

d.       Tidak melanggar Adat  Ambalan.

e.       Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.

f.        Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

g.       Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat

h.       Terpilih saat sidang ambalan.

 

Pasal 20

Dewan Adat Ambalan

 

Ayat 1

Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat Ambalan yang bersifat isidentil.

 

Ayat 2

Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan melalui Ketua Gugus Depan

 

Ayat 3

Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah menjabat sebagai Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus ambalan aktif yang berwawasan luas, netral, dapat menjadi teladan dan memegang teguh Adat Ambalan.

 

 

 

Ayat 4

a.       Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.

b.       Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan

c.       Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.

d.       Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai kebutuhan

e.       Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan disetujui Pembina.

 

 

BAB V

UPACARA-UPACARA

 

Pasal 21

Upacara Adat Ambalan

 

Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :

1.    Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan.

2.    Upacara Prosesi Penegak.

3.    Upacara Pelantikan Calon Penegak.

4.    Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.

5.    Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan.

6.    Upacara Pemberian tanda penghargaan

7.    Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan Anggota.

8.    Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi

 

Pasal 22

Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan

 

Ayat 1

Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan.

 

Ayat 2

Prosesi Upacara sebagai berikut:

1.    Pembacaan Sandi Ambalan.

2.    Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara.

3.    Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu Ambalan.

 

Ayat 3

 

Perlengkapan Upacara:

1.    Bendera Merah Putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

 

Pasal 23

Upacara Prosesi Penegak

 

Ayat 1

Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.

 

Ayat 2

Proses Upacara sebagai berikut :

1.    Penyerahan berkas Penegak.

2.    Sidang Penegak.

3.    Pengujian SKU.

4.    Pencarian TKU.

 

Ayat 3

Prosesi Penegak Tamu

1.    Minum air kelapa,,  makan daging kelapanya dengan gula jawa

2.    Membuat kerajinan tangan tentang kepramukaan yang dapat dijual. Uangnya untuk melunasi iuran Pramuka.

3.    Renungan Jiwa

 

Ayat 4

Prosesi Penegak Bantara

1.    Kupas kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan kedua tangannya sampai terlihat batok kelapanya. Lalu meminum airnya separuhnya + kuning telur ayam kampung,  dan separuhnya lagi untuk cuci muka.

2.    Sidang Penegak Bantara

3.    bicara selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.

4.     Sungkem kepada kedua orang tua

5.    Renungan Jiwa

6.    Pengambilan pita Bantara

Ayat 5

Prosesi Penegak Laksana

1.    Minum air kelapa + kuning telur bebek + madu

2.    Puasa mutih selama satu hari penuh

3.    Berjalan tengah malam sendirian sambil melaksanakan tugas dari Pembinanya

4.    Mandi air kembang setaman

5.    Sidang Penegak Laksana

6.    Renungan jiwa

7.    Pengambilan pita Laksana

8.    Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina

 

Ayat 6

Prosesi Wisuda Purna Ambalan

1.    Api unggun

2.    Perkemahan  selama tiga hari

3.    Pemberian Penghargaan

4.    Obor Garba Wisuda

Ayat 7

Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:

1.    Bendera Merah putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

Pasal 24

Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota

 

Ayat 1

Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.

Ayat 2

Prosesi Upacara sebagai berikut:

1.    Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak

2.    Janji : Tri Satya

3.    Kesiapsediaan oleh Calon Anggota

4.    Pelantikan

5.    TKU dan Slayer

Ayat 3

Perlengkapan Upacara :

1.    Bendera Merah putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka Indonesia

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

 

 

Pasal 25

Upacara Pelantikan Dewan Ambalan

 

Ayat 1

Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.

Ayat 2

Prosesi upacara sebagai berikut:

1.    Kata Pendahuluan Pelantikan

2.    Ulang Janji : Tri Satya

3.    Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan

4.    Kata Pelantikan

5.    Penyematan Tanda Jabatan

6.    Penandatanganan Naskah Pelantikan

7.    Sandi Ambalan

Ayat 3

Perlengkapan Pelantikan:

1.    Bendera Merah Putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka Indonesia

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

Ayat 4

1.    Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

2.    Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.

 

 

Pasal 26

Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan

 

Ayat 1

Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi SMK Bina Mandiri Bekasi atau wisuda.

 

Ayat 2

Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan Api Unggun Malam terakhir Perjusami (Perkemahan Jumat-Sabtu-Minggu).

Ayat 3

Prosesi upacara pada saat Api Unggun sebagai berikut:

1.    Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka

2.    Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara

3.    Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat upacara.

4.    Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana) atau yang mewakili

5.    Obor Garba Wisuda diiringi lagu Wisuda Pramuka Cakrabuana - Rara Santang

6.    Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Vandel Wisuda

7.    Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang mewakili

8.    Salam Selamat

 

Ayat 4

Perlengkapan Upacara:

1.    Bendera Merah Putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

 

 

BAB VI

PENGHARGAAN

 

Pasal 27

Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian

 

Ayat 1

Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi, Regional, Nasional dan Internasional.

 

Ayat 2

Prosesi Upacara sebagai berikut:

1.    Kata pelepasan oleh Ka Gudep

2.    Penyematan Lencana Duta Ambalan

3.    Pembacaan Sandi Ambalan

 

Ayat 3

Perlengkapan Upacara:

1.    Bendera Merah Putih

2.    Bendera WOSM

3.    Bendera Gerakan Pramuka Indonesia

4.    Panji Ambalan

5.    Sandi Ambalan

6.    Pusaka Ambalan

7.    Lencana Duta Ambalan

 

Ayat 4

1.    Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.

2.    Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian

 

 

Pasal 28

Tanda Penghargaan

 

Ayat 1

Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan kriterianya.

 

Ayat 2

Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya Penegak.

 

Ayat 3

Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui Surat Keputusan Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus Depan.

 

Ayat 4

Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.

 

Pasal 29

Bintang Tahunan

Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.

 

 

Pasal 30

Bintang Karya Ilmiah Penegak

 

1.    Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.

2.    Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.

3.    Dipasang di dada sebelah kiri.

 

Pasal 31

Bintang Wira Karya Penegak

 

1.    Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif penghasilan.

2.    Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak.

3.    Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.

4.    Dipasang di dada sebelah kiri.

 

BAB VII

PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN

 

Pasal 32

Pelanggaran

 

Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan

 

Pasal 33

Tindakan Disiplin

 

Ayat 1

Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:

1.    Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.

2.    Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar, maka akan diberikan teguran yang kedua.

3.    Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.

4.    Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan diberikan teguran ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.

5.    Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat bersama Dewan Kehormatan.

 

Ayat 2

1.       Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat, maka teguran akan dilakukan oleh Dewan Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.

2.       Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.

 

Ayat 3

Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak diindahkan, maka status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau dicabut dengan prosesi pencabutan keanggotaan.

 

 

 

BAB VIII

PERMUSYAWARATAN

 

Pasal 34

Macam-macam Permusyawaratan

 

Ayat 1

Permusyawaratan Ambalan terdiri dari :

1.    Musyawarah Ambalan

2.    Rapat Dewan Ambalan

3.    Sidang Adat

4.    Sidang Adat Tingkat Tinggi

5.    Sidang Penegak

6.    Rapat Sangga Kerja

7.    Rapat Koordinasi

Ayat 2

Musyawarah Ambalan

1.    Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.

2.    Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan

3.    Diikuti oleh seluruh warga Ambalan

 

Ayat 3

Rapat Dewan Ambalan

1.    Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan organisasi.

2.    Dilakyukan setiap 6 bulan sekali

3.    Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan

 

Ayat 4

Sidang Adat

1.    Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan.

2.    Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.

3.    Peserta sidang terdiri dari :

a.       Pembina sebagai hakim.

b.       Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela

c.       Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa

d.       Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar

e.       Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran

4.    Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

 

Ayat 5

Sidang Adat Tingkat Tinggi

1.    Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh DewanAmbalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.

2.    Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.

3.    Peserta sidang terdiri dari :

a.       Pembina sebagai hakim.

b.       Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela

c.       Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai Penuntut Umum atau Jaksa

d.       Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan yang melanggar

e.       Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran

4.    Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.

5.    Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan Adat.

 

 

Ayat 6

Sidang Penegak

1.    Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak.

2.    Sidang dipimpin oleh  Ka Gudep

3.    Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Cakrabuana - Rara Santang

 

Ayat 7

Rapat Sangga Kerja

1.    Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.

2.    Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.

3.    Rapat dipimpin oleh  Ketua Sangga Kerja.

 

Ayat 8

Rapat Koordinasi

1.    Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain.

2.    Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.

 

BAB IX

ATURAN TAMBAHAN

 

Pasal 35

Adat Pergaulan Ambalan

 

Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka.

 

 

Pasal 36

Sikap

 

Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan :

1.    Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang kedua ujung kacu dan kepala menunduk.

2.    Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang ujung dasi merah putih, dan kepala menunduk.

 

 

Pasal 37

Renungan

 

1.    Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya juang serta perubahan   pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.

2.    Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.

 

 

Pasal 38

Lampiran-Lampiran

 

1.    Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran.

2.    Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan.

 

BAB X

ATURAN PERALIHAN

 

1.    Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.

2.    Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal 2 tahun

3.    Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar Biasa

4.    Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat Ambalan wajib dihadiri oleh perwakilan setiap angkatan dimulai dari angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.

 

 

 

BAB XI

PENUTUP

 

Pasal 39

Pelaksanaan Adat Ambalan

 

Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab oleh seluruh Warga Ambalan Cakrabuana - Rara Santang.

 

 

 

                                                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AD-ART AMBALAN CAKRASA

ANGGARAN DASAR Gerakan Pramuka Gudep 03-177/03-178 Ambalan Cakrabuana - Rara Santang Pangkalan SMK Bina Mandiri Bekasi.   Gerakan Pramuka sesuai dengan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, tentang : GERAkan Kepramukaan. Adapun ketentuan tentang Gerakan Kepramukaan antara lain : 1.        Gerakan Pramuka adalah organisasi nongovermental (pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. 2.        Gerakan Pramuka adalah satu-satunya Gerakan Pendidikan Kepanduan yang boleh berdiri di Indonesia 3.        Semua Gerakan Kepanduan, kecuali yang diselenggarakan Komunis melebur diri dalam Gerakan Pramuka. 4.        Pramuka tidak menjadi bagian dari Partai Politik. 5.        Pramuka berdasarkan Pancasila dan UUD 1945   Dan pada tanggal 14 Agustus 1961 berkumpul sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka. Maka pada tanggal 14 Agustus 1961 adalah dianggap sebagai hari berdirinya Gerakan Pramuka. Diperkuat lagi dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 441 Tahun 1961

TATA CARA PENOMORAN SURAT GUDEP DAN KWARTIR

Tata Cara Penomoran Surat Di Gugusdepan dan Kwartir Gerakan Pramuka Tata cara penomoran surat dalam gerakan pramuka disusun sebagai berikut : 1.        Nomor urut surat keluar 2.        Kode Kwartir 3.        Kode Komisi/ Bidang   CONTOH : 234/ 03.177/178 – C   23                            : Nomor Urut surat keluar 03.177/178           : Kode Kwartir Ranting + Nomor Gudep C                              : Kode Surat /Komisi – Bidang   Keterangan : Surat tersebut dikeluarkan oleh Kwartir Cabang; Pada point (b) 09 adalah kode nomor Kwarda Jawa Barat dan 21 kode   Kwarcab Kota Bekasi Apabila surat tersebut dikeluarkan oleh Kwartir Ranting maka penulisan nomor surat menjadi : 092103 ( 03 adalah kode nomor Kwartir Ranting Bekasi Barat) Adapun Pembagian Kode Surat dan Komisi/ Kelompok sbb :   KODE      KOMISI/ BIDANG/ KELOMPOK A              Pimpinan, Staf, Tata Usaha B              Komisi Tekpram C              Komisi Giat Ops